Senin, 19 April 2010

Muncul Rekahan di Sepanjang Jalan Raya Porong


 
muncul Rekahan di Sepanjang Jalan Raya Porong
TEMPO Interaktif, Sidoarjo - Konstruksi Jalan Raya Porong tak mampu menahan semburan gas metana beserta air lumpur (bubble). Hasil pencitraan geo radar sedalam 30 meter di bawah permukaan air menunjukkan terjadi rekahan dan patahan yang aktif bergerak ke atas permukaan arteri Jalan Raya Porong.
"Potensi bubble bisa muncul di sepanjang jalan raya," kata juru bicara Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS), Ahmad Zulkarnaen, Senin (19/4).
Padahal, sebelumnya BPLS memperkirakan konstruksi jalan raya cukup kuat dan mampu menahan laju bubble. Selain berlapis aspal, jalan tersebut juga dibangun dengan konstruksi beton dan batu. Namun, belakangan muncul bubble di sepanjang Jalan Raya Porong, termasuk di samping badan jalan raya penghubung Surabaya-Malang ini.
"Awalnya bubble hanya muncul di pemukiman penduduk," katanya. Lantaran pemukiman penduduk tak didukung konstruksi yang kuat dan banyak titik sumur bor, hal itu menjadi jalan keluarnya bubble. Sejauh ini ditemukan sebanyak 161 titik yang tersebar di sejumlah titik di sekitar luapan lumpur Lapindo.
Beban Jalan Raya Porong, katanya, semakin bertambah lantaran setiap musim penghujan kerap terjadi banjir. Akibatnya, terjadi kemacetan panjang di sepanjang Jalan Raya Porong. Kemacetan terjadi sepanjang 3 kilometer hingga di jalan tol Porong-Surabaya. Banjir tersebut, katanya, disebabkan Sungai Ketapang tak mampu menampung air hujan yang mengalir di kawasan tersebut.
Padahal, katanya, untuk menghindari banjir pada Oktober 2008, jalan raya sepanjang 1,2 kilometer dilapisi aspal setinggi 80 sentimeter. Alasannya, sepanjang jalan arteri Porong terjadi penurunan permukaan tanah di sekitar lokasi semburan lumpur Lapindo. Namun, rentang Januari-Desember 2009 terjadi penurunan hingga 60 sentimeter.
Untuk mengatasi masalah tersebut, kata Zulkarnaen, perlu dilakukan normalisasi Sungai Ketapang untuk memudahkan mengalirkan air yang membanjiri Jalan Raya Porong, serta mendesak agar jalan arteri Porong segera direlokasi. Sejauh ini, pembebasan lahan mencapai 88 persen. Sedangkan, sebanyak 70 persen di antaranya telah lunas pembayaran ganti ruginya. Zulkarnaen meminta warga pemilik lahan untuk melepas lahan untuk kepentingan umum. "Mohon mengerti kondisinya mendesak," ujarnya.
Para pengendara mengaku khawatir dan was-was saat melintas di Jalan Raya Porong. Kekhawatiran pengendara timbul sejak muncul bubble di jalan raya yang menghubungkan Surabaya-Malang ini. Mereka khawatir, semburan gas metana memicu ledakan dan kebakaran. "Ngeri melintas di sini, tak bisa membayangkan jika tersulut puntung rokok," ujar Lutfiatul Azhar, pengemudi motor yang melintas.


Wah seram juga ya,,apakah porong dapat terendam sama air,,
apakah yang pernah diceritakan senior tentang sumpah gajah mada yang menyatakan kalau pulau jawa akan terbelah dengan air,huuu
seram juga kasus ini,,tuhan berkati bangsa kami ini
Share:

0 comments:

Posting Komentar