Selasa, 19 Oktober 2010

Pondasi Pertama Kesuksesan

Pondasi Pertama Kesuksesan

Baru-baru ini saya cukup terkejut ketika menerima sms (short message
service) dari seorang sahabat, sebut saja Linda. Ia bertanya apakah bunuh
diri merupakan sebuah tindakan yang bijaksana. "Kak, akankah jiwa orang yang
meninggal karena bunuh diri akan hidup tenang, bahagia serta diterima di
sisi Tuhan?" begitu tulis Linda. Rasa penasaran saya lalu muncul, lalu saya
membalas, "Itu pertanyaan berat dan merupakan misteri Ilahi. Yang pasti
Tuhan itu Maha Pengasih dan hidup manusia adalah karunia cinta-Nya."

Beberapa hari kemudian saya menerima kabar dari kakaknya bahwa Linda
berusaha bunuh diri dengan minum obat tidur. Saat tulisan ini dibuat, Linda
masih terbaring di sebuah rumah sakit di kota Batam. Rupanya gadis yang
dikenal enerjik ini mengalami frustrasi setelah kehilangan orang yang
dikasihinya. Ia kemudian merasa hidupnya hampa dan sia-sia. Ia merasa
hidupnya tidak lagi berguna.

Peristiwa yang dialami Linda sekali lagi membuat saya harus merenungkan
kembali makna hidup ini. Saya masih ingat persis, saat hari-hari pertama
kuliah di Jurusan Teknik Kimia Universitas Parahyangan Bandung.

Saat itu, sang dosen bertanya kepada mahasiswa, "Di mana letak laboratorium
tercanggih di dunia?" Ada yang menjawab universitas X atau institut Y.
Terhadap semua jawaban itu, sang dosen hanya menggeleng sambil tersenyum.
Akhirnya ia menjawab, "Laboratorium kimia tercanggih adalah tubuh manusia.
Semua proses kimia berlangsung secara otomatis tanpa kita sadari. Saat
menarik napas kita memasukkan oksigen dan saat menghembuskan napas, kita
mengeluarkan  karbondioksida."

 Serasa belum puas "ngerjain" mahasiswa, ia kembali bertanya, "Apa karunia
Ilahi yang jarang disyukuri manusia?" Kali ini mahasiswa mencoba lebih
kritis. Terhadap berbagai jawaban mahasiswa, lagi-lagi sang dosen yang telah
berambut putih itu menggeleng sambil menjawab, "Karunia itu bernama
oksigen!"
Ya, oksigen! Mungkin kedengarannya tidak terlalu serius tapi saya pernah
membaca sebuah penelitian yang mengatakan, tanpa
oksigen manusia akan mati dalam waktu 4 menit.

Kisah Linda dan sang dosen tadi seolah-olah hendak mengingatkan kembali saya
bahwa hidup adalah sebuah karunia Ilahi. Bahkan, hidup adalah sebuah
mukjizat! Ketika belajar tentang sistem reproduksi manusia saya baru tahu
kalau setiap kali mengalami ejakulasi, seorang laki-laki akan mengeluarkan
3-5 cc sperma. Dalam setiap cc terkandung lebih dari 20 juta
spermatozoid.

Artinya, dalam setiap kali ejakulasi ada sekitar 100 juta spermatozoid yang
berlomba-lomba untuk mencapai sel telur. Semuanya
berkompetisi dan hanya satu pemenangnya. Itulah pengalaman yang pernah kita
alami. Anda dan saya!
Itulah salah satu tanda bahwa hidup manusia sangat berharga sekaligus tanda
bahwa Anda dan saya dilahirkan untuk sukses. Inilah sukses yang pertama kali
kita capai yakni ketika kita berhasil mengalahkan sekian puluh juta
"saudara-saudara" spermatozoid lainnya. Anda dan saya luar biasa!

Itulah sebabnya saya selalu menegaskan bahwa pondasi pertama kesuksesan
adalah kesadaran bahwa hidup manusia merupakan mukjizat Ilahi.
Bukankah kita sama sekali tidak pernah meminta kepada Sang Pemberi Hidup
agar kita dihadirkan ke dunia ini? Hidup adalah salah satu wujud kemurahan
hati-Nya.

Itulah sebabnya Anda harus kagum kepada diri sendiri dan juga orang lain.
Semua manusia lebih berharga, lebih bernilai, langka dan tak terkira
dibandingkan batu permata yang paling mahal dan paling langka.
Kalau Anda masih kurang yakin, perhatikan fakta-fakta berikut ini:

* Tubuh manusia terdiri dari 200 tulang yang dipahat secara unik dan
memiliki kerja mekanik sempurna; 500 otot dengan miliaran serat otot dan
serat saraf sepanjang kira-kira sebelas kilometer agar semuanya serba
terkoordinasi.
* Mata, telinga, hidung, kulit, dan mulut, masing-masing sangat peka dan
rumit sehingga para ilmuwan pun belum mengetahui sepenuhnya cara kerja
mereka, apalagi menggantikan fungsi-fungsi masing-masing secara cukup
memuaskan.
* Jantung manusia adalah pompa mekanik paling mengagumkan yang pernah
dirancang, dengan detak rata-rata 36 juta kali dalam setahun selama ia masih
hidup.
 * Otak manusia terdiri dari satu triliun sel otak -setara dengan 167 kali
jumlah penduduk bumi- dan setiap selnya mempunyai kemampuan pengolahan yang
lebih hebat daripada PC (personal computer) standar yang semakin diandalkan
manusia.

Meski jelas-jelas manusia adalah makhluk berharga dan kehidupan adalah
sebuah mukjizat toh banyak dari kita yang tidak menyadarinya.
Padahal kesadaran bahwa kita berharga adalah kekuatan yang mampu
menggerakkan kita untuk meraih impian kita, apa pun itu. Kesadaran semacam
ini akan membuat kita mengambil tanggung jawab terhadap hidup kita.
Kesadaran ini mampu membuat kita mengisi hidup dengan kegiatan bermutu
sebagai wujud syukur kita kepada-Nya. Sudahkah kita menyadari semuanya itu?

Sumber: Pondasi Pertama Kesuksesan oleh Paulus Winarto
Share:

0 comments:

Posting Komentar